21 Agustus 2008

Prof Syukur : Ubah Pola Pengajaran Fisika

Metode pengajaran Fisika harus diubah agar lebih disenangi siswa dengan memperbanyak melakukan praktikum, sebab cara yang dipakai selama ini monoton sehingga kurang diminati siswa.
"Melalui praktikum, pengajaran konsep yang dipaparkan melalui buku atau pengajar bisa lebih mudah terbuktikan sehingga siswa menyenangi pelajaran ini," kata Guru Besar Fisika Universitas Sumatera Utara (USU), Prof. Muhammad Syukur, di Medan, Sabtu. Ia mengakui pelajaran Fisika mungkin menempati urutan kedua setelah Matematika sebagai pelajaran yang kurang disenangi pelajar bahkan menjadi momok kegagalan.
Kini muncul buku fisika dengan elemen baru yang memberikan contoh-contoh konseptual sehingga dapat menghilangkan miskonsepsi yang selama ini terjadi. Kendalanya saat ini adalah kurangnya peralatan praktikum untuk mendukung pelajaran Fisika hingga mengakibatkan tidak semua bahasan Fisika bisa disampaikan melalui praktikum, katanya.
"Kondisi ini terjadi bukan hanya di sekolah bahkan di perguruan tinggi peralatan praktikum masih sangat kurang padahal, itu sangat penting untuk riset," katanya. Menurut dia, ada tiga aspek pengajaran fisika yang diperoleh pelajar yakni pengajar, buku dan pengalaman lingkungannya. Dari tiga cara tersebut, pengalaman merupakan yang paling sering memberikan kesalahan dalam pemikiran atau miskonsepsi mengenai salah satu topik, akibatnya pelajar menjadi bingung.
Hal sama juga dikatakan Ketua Lembaga Penelitian Universitas Negeri Medan (Unimed), Radwan Sani. Ia menilai pembelajaran Fisika masih bersifat tradisional yakni lebih banyak dengan menggunakan metode ceramah. "Metode ceramah itu kurang efektif karena guru berlaku aktif dan siswa biasanya pasif. Selain itu pembelajaran pada umumnya berorientasi pada konten fisika,tidak berkaitan dengan permasalahan yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari," katanya.

20 Agustus 2008

Pertemuan Ilmiah di UI Hadirkan 100 Pakar Fisika Dunia

Tidak kurang dari 100 ahli fisika dunia dari 24 negara akan bertemu di Kampus Universitas Indonesia (UI) Depok, Jawa Barat (Jabar) untuk mengikuti konferensi antarbangsa yang berlangsung 19-23 Agustus 2008.
"Konferensi ini akan dihadiri oleh lebih kurang 100 peserta dari 24 negara, yang merupakan tokoh-tokoh fisikawan dunia dari Institut Teknologi Massachusetts (MIT), Amerika Serikat, hingga Universitas Tokyo, Jepang. Peserta terbanyak dari Jepang, yakni 30 orang, dan wakil Indonesia sebagai tuan rumah sebanyak delapan ahli," kata Wakil Kepala Humas UI, Devi Rahmawati di Depok, Senin (18/8).
Devi mengemukakan, konferensi bertema "The Fourth Asia-Pacific Conference on Few-Body Problems in Physics 2008" (APFB08) dijadwalkan dibuka oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi, Kusmayanto Kadiman bersama Rektor UI, Prof Gumilar R Somantri dan Dekan F-MIPA, Dr Adi Basukriadi. Konferensi tersebut, katanya, adalah ajang keempat untuk bidang fisika beberapa benda (few body) di kawasan Asia-Pasifik.
Penyelenggaraan pertama berlangsung tahun 1999 di Tokyo, Jepang, kedua tahun 2002 di Shanghai, China, dan ketiga di Nakhon Ratchasima, Thailand tahun 2005. Ditambahkannya, panitia telah mencatat sebanyak 94 abstrak makalah yang sudah terdaftar, dan akan dipaparkan, baik secara oral maupun dalam bentuk poster.
"Selama konferensi selama lima hari itu, para peserta akan mendiskusikan teknik-teknik terbaru untuk memecahkan problem beberapa benda serta perkembangan terakhir penelitian bidang fisika," demikian Devie.

Ketawa-ketiwi

Pesawat Militer Kehilangan Kendali

Sebuah pesawat barang militer yang sedang terbang di atas pemukiman penduduk tiba-tiba kehilangan daya dan mulai menukik turun. Sang pilot mencoba mengangkat kembali hidung pesawat, tapi pesawat terlalu berat karena banyaknya barang yang diangkut.Ia pun berteriak kepada para prajurit untuk membuang barang-barang yang ada agar pesawat lebih ringan. Lalu mereka membuang pistol. "Buang lainnya lagi!" teriak sang pilot. Lalu mereka melempar senapan. "Lagi!" teriaknya lagi. Mereka membuang misil, dan akhirnya sang pilot dapat mengendalikan pesawat lagi. Singkatnya, akhirnya mereka dapat mendarat dengan selamat.
Mereka naik ke jip dan berkendara. Tidak lama kemudian, mereka bertemu dengan seorang anak di pinggir jalan yang sedang menangis. Mereka bertanya mengapa ia menangis, dan jawabnya, "Sebuah pistol jatuh mengenai kepalaku!"
Mereka berkendara lagi dan bertemu dengan anak lain yang menangis lebih keras dari yang sebelumnya. Mereka bertanya mengapa anak itu menangis, dan si anak menjawab, "Sebuah senapan jatuh mengenai kepalaku!"Mereka minta maaf dan melanjutkan perjalanan.
Mereka bertemu dengan seorang anak yang tertawa terbahak-bahak. Mereka bertanya kepadanya, "Nak, apa yang lucu?" Si anak menjawab, "Aku bersin dan sebuah rumah meledak!"